Aku mengerti
bahwa kita tak bisa menahan mulut orang lain untuk tidak menyakiti hati kita,
tapi sebaliknya kita bisa menahan mulut kita untuk tidak menyakiti hati orang
lain. Di dunia ini tak ada manusia yang benar-benar dijamin bebas dari rasa
sakit, dari rasa kecewa, dan rasa sedih. Sekalipun orang yang kau anggap baik
dan paling kau percayai, bisa saja suatu waktu datang menyakiti.
.
.
Sebelum rasa
kecewa itu datang (lagi) dan suatu hubungan bisa saja menjauh, terkadang yang
aku pikirkan adalah bagaimana caranya menyendiri, menutup diri dari hal-hal yang
menyebabkan patah hati, kecewa dan rasa sakit.
.
.
Pikiranku
pendek, tak ingin menambah masalah dengan terlalu banyak berintegrasi dengan
orang lain. Lucu memang jika dipikir-pikir. Tapi bukankah semua orang seperti
itu? Ketika rasa sakit datang, seseorang menjadi egois, ia menyendiri, menutup
diri dan sedih berlarut-larut di dalam kamar untuk beberapa waktu.
.
.
Sebelum rasa
sakit itu datang, aku harus paham bahwa dunia ini memang kejam, kita tak bisa
memaksakan semesta dan manusia-manusia di dalamnya untuk tidak menyakiti kita.
Karena sekali lagi, di dunia ini tak ada yang mampu menjaminmu dari rasa sakit
dan kejamnya dunia, hingga akhirnya kau sadar bahwa kau hanya punya Allah
satu-satunya.