Kamis, 14 Februari 2019


Aku mengerti bahwa kita tak bisa menahan mulut orang lain untuk tidak menyakiti hati kita, tapi sebaliknya kita bisa menahan mulut kita untuk tidak menyakiti hati orang lain. Di dunia ini tak ada manusia yang benar-benar dijamin bebas dari rasa sakit, dari rasa kecewa, dan rasa sedih. Sekalipun orang yang kau anggap baik dan paling kau percayai, bisa saja suatu waktu datang menyakiti.
.
.
Sebelum rasa kecewa itu datang (lagi) dan suatu hubungan bisa saja menjauh, terkadang yang aku pikirkan adalah bagaimana caranya menyendiri, menutup diri dari hal-hal yang menyebabkan patah hati, kecewa dan rasa sakit.
.
.
Pikiranku pendek, tak ingin menambah masalah dengan terlalu banyak berintegrasi dengan orang lain. Lucu memang jika dipikir-pikir. Tapi bukankah semua orang seperti itu? Ketika rasa sakit datang, seseorang menjadi egois, ia menyendiri, menutup diri dan sedih berlarut-larut di dalam kamar untuk beberapa waktu.
.
.
Sebelum rasa sakit itu datang, aku harus paham bahwa dunia ini memang kejam, kita tak bisa memaksakan semesta dan manusia-manusia di dalamnya untuk tidak menyakiti kita. Karena sekali lagi, di dunia ini tak ada yang mampu menjaminmu dari rasa sakit dan kejamnya dunia, hingga akhirnya kau sadar bahwa kau hanya punya Allah satu-satunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar